Kamis, 23 Januari 2014

Softskill Bahasa

APengertian kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun agar memiliki daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran perasaan penulisnya dengan jelas kepada pembaca. Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah bahasa (memiliki unsur subjek dan predikat), singkat (tidak berbelit-belit), enak dibaca, dan sopan. Jadi, pengertian efektif dalam kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Hal yang harus diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis.


Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.


Kesalahan-kesalahan dalam menyusun kalimat efektif :
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh :
Salah : Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Benar : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.

2. Kontaminasi
Salah : Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Benar : Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

3. Salah pemilihan kata
Salah : Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Benar : Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

4. Salah nalar
Salah : Bola gagal masuk gawang.
Benar : Bola tidak masuk gawang.

5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa asing
Contoh :
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.

Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.

Bahasa daerah
Contoh :
Anak-anak sudah pada datang.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.

6. Kata depan yang tidak perlu
Salah : Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Benar : Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.


B. Paragraf dan Alinea
Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.


Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.


Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.



Fungsi Alinea
Sesuatu yang bersifat abstrak lebih sukar dipahami daripada sesuatu yang lebih kecil dan konkret. Pada dasarnya, pemahaman adalah memahami bagian-bagian kecil serta hubungan antar bagian-bagian itu dalam rangka keseluruhan. Karangan pun dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang abstrak. Untuk memahaminya, karangan perlu dipecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil yang dikenal dengan nama alinea.

Penulisan alinea yang terencana baik selalu bersifat logis-sistematis. Alinea yang tersusun baik merupakan alat bantu, baik bagi pengarang maupun bagi pembaca. Seperangkat kalimat itu akan mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis pula. Bagi para pembaca, kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis itu sangat memudahkan menelusuri serta memahami jalan pikiran pengarang. Alinea yang baik selalu berisi ide pokok. Ide pokok itu merupakan bagian yang integraldari ide pokok yang terkandung dalam keseluruhan karangan. Ide pokok alinea tidak hanya merupakan bagian dari ide pokok keseluruhan, tetapi juga memiliki relevansi dan menunjang ide pokok tersebut. Melalui ide pokok yang tersirat dari setiap alinea, pembaca akan sampai pada pemahaman total isi karangan.

Dalam rangka keseluruhan karangan, alinea sering juga digunakan sebagi pengantar, transisi atau peralihan dari satu bab ke bab lainnya. Bahkan, tidak jarang alinea digunakan sebagai penutup. Di sini, alinea berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan konklusi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa alinea berfungsi sebagai berikut :
Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan,
Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang,
Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikirn secara sistematis,
Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang,
Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca, dan
Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.

Bila kita berbicara tentang kualitas suatu alinea, mau tidak mau kita dihadapkan pada seperangkat syarat-syarat alinea yang baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar alinea termasuk kategori baik, di antaranya :

(1) Satu alinea terdiri atas beberapa kalimat,

(2) Alinea trsebut mengandung satu ide pokok,

(3) Ide yang diungkapkan dalam kalimat-kalimat yang membangun alinea tersebut saling berkaitan sehingga terlihat koherensi secara berkesinambungan, serta urutan yang logis dan runtun,

(4) Pengungkapan kelompok ide dalam alinea tersebut merupakan satu kesatuan yang padu,

(5) Alinea tertulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan

(6) Struktur alinea harus bervariasi disesuaikan dengan latar belakang pembaca, sifat media tempat alinea (karangan) diterbitkan serta sifat dan tuntutan kalimat topik.

Pengembangan Alinea Berkaitan dengan :
►Posisi kalimat topik
►Fungsi alinea
►Sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris)

A.Pengembangan alinea mencangkup 2 persoalan
Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan.
Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Pengembangan Alinea

►Metode Definisi :

Yang dimaksud definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal

►Metode Proses :

Pengembangan paragraf ini menguraikan proses bagaimana sesuatu terjadi atau terwujud.

►Metode Contoh :

Sebuah gagasan bisa menjadi jelas jika diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi

►Metode Sebab-akibat/ akibat-sebab:

Pengembangna paragraf cara ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.

►Metode Umum-khusus/ khusus-umum:

Dalam pengembangan Umum-Khusus, gagasan utama atau kalimat topik diletakkan di awal paragraf, diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengalndung gagasan bawahan

►Metode Klasifikasi:

Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya. Misalnya, gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan menjadi X dan Z.

►Metode Perbandingan:

Cara pembandingan merupakan sebuah pengembangna paragraf yang dilakukan dengan membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan

Jenis Jenis Alinea
Berdasarkan penempatan ide pokok pada alinea, dapat ditentukan jenis alinea yang akan dibuat.
Alinea deduktif
Apabila ide pokok di tempatkan pada bagian awal alinea, maka alinea ini disebut deduktif.
Alinea induktif
Apabila ide pokoknya ditempatkan pada bagian akhir, maka alinea ini disebut induktif.
Alinea campuran
Alinea yang ide pokoknya secara simultan ditempatkan pada bagian awal dan akhir disebut alinea campuran. Biasanya ide yang terdapat pada bagian akhir merupakan pengulangan ide yang terdapat pada bagian awal.
Alinea deskriptif
Pada jenis alinea ini ide pokok tidak ditempatkan pada salah satu kalimat yang membangun alinea karena tidak ada satu pun yang lebih penting daripada ide lainnya.ide pokoknya merupakan kesimpulan tersirat yang tidak dicantumkan pada alinea tersebut.jadi,ide pokok disini tidak dinyatakan secara eksplisit.

Jenis alinea dapat pula ditentukan berdasarkan cara kita mengembangkan ide dan alat bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan pengungkapan ide atau keruntunan ide. Jenis alinea tersebut adalah :
-Alinea definisi
-Alinea contoh
-Alinea perbandingan
-Alinea analogi
-Alinea klimaks atau induktif
-Alinea anti klimaks atau deduktif
-Alinea campuran
-Alinea sebab akibat
-Alinea proses
-Alinea deskriptif
-Kriteria Alinea

C. Tema, Topik dan Judul

Banyak orang mengira bahwa topik, tema, dan judul adalah sama. Meskipun ada sedikit persamaan antara topik dan tema, tetapi sebenarnya topik, tema, dan judul itu berbeda. Berikut penjelasannya.

A. Topik
1. Pengertian

Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti dari seluruh isi tulisan yang ingin diisampaikan.Topik merupakan hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik tersebut selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Ada beberapa kriteria untuk sebuah topik yang baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail. Topik biasa terdiri dari satu atau dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaan topik an tema adalah dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

2. Syarat – syarat membuat topik yang baik

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
a) Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
b) Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
c) Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
d) Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

untuk mendapatkan sumber – sumber topik dapat kita ditemukan dimana saja misalnya di kehidupan sehari-hari atau dari pengalaman, dari internet, dll.

B. Tema
1. Pengertian

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.

Syarat Tema yang baik, adalah :
1. Tema menarik perhatian penulis.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

2. Ciri – ciri tema yang baik
a) Tema menarik perhatian penulis.

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.

b) Tema dikenal/diketahui dengan baik.

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

c) Bahan-bahannya dapat diperoleh.

Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

d) Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

C. Judul
1. Pengertian

Judul adalah identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul sebaiknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.

2. Syarat – syarat Judul yang baik

a) Relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b) Provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
c) Singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.

Judul terbagi menjadi dua,yaitu :

- Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.

- Judul tak langsung : Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Ada beberapa tips cara membuat judul lebih menarik untuk menarik minat pengunjung blog :

>> Bagaimana (How To); Kata bagaimana menunjukkan sesuatu yang bermanfaat. Example: ”Bagaimana Meningkatkan Pengunjung Blog Anda?”

>> Rahasia; Rahasia mengandung arti sesuatu yang belum diketahui oleh banyak orang. Jadi, pengunjung akan tertarik kepada sesuatu yang bersifat rahasia. Example: “Rahasia Menulis Artikel Yang Menarik”

>> Pertanyaan; Judul postingan yang mengandung pertanyaan akan mendorong pembaca untuk terlibat langsung dalam topik yang Anda tulis. Example: “Bagaiman Cara Memperoleh Backlink Berkualitas?”

>> Daftar; Daftar sangat mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Example: “7 Strategi Dalam Melakukan Blogwalking”

>> Bagaimana Saya Melakukan Sesuatu; Ini merupakan contoh pengalaman pribadi yang bukan hanya sekedar teori sehingga pembaca akan menyukainya. Example: “Bagaimana Saya Memperoleh Uang Melalui Blog”

>> Inilah Cara Termudah untuk (Melakukan Sesuatu); Umumnya orang menyukai cara termudah dan tercepat dalam melakukan sesuatu dengan hasil yang sangat memuaskan. Example: “Inilah Cara Termudah Mendapatkan Pengunjung Blog”


Cara membatasi topik
Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.

Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal:
1.Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
2.Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topikpertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.


4. Konversi Naskah
            Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea.

Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.

Namun, ada hal yang lebih penting dari semua hal yang telah diuraikan di atas. Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati

Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.


MACAM-MACAM KONVENSI
1. Formal
Suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh oleh konvensi
2. Semi-formal
Bila sebuah karangan tidak memenuhi persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi
3. Non-formal
Bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.




Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal .Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi menjadi 3 :

-Bagian pelengkap pendahuluan
-Isi karangan
-Bagian pelengkap penutup.

Bagian pelengkap pendahuluan:
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Bagian pelengkap pendahuluan terdiri dari :

a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)

Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. Bagian isi karangan terdiri dari :
a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan

Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. Bagian pelengkap penutup terdiri dari B
a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup Penulis


E. Catatan Kaki, Daftar Pustaka dan Kutipan

Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

Jenis dan contoh catatan kaki :
catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu
Ilmu dan Moral
Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah … .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan?2)
………………………………………………………
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
Catatan kaki untuk buku
dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Catatan kaki untuk artikel dan majalah
dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).


…………………………………………………
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17

Tujuan
Catatan Kaki dibuat untuk :
a. Menyusun Pembuktian
Semua pernyataan yang penting,yang bukan merupakan pengetahuan umum harus didukung oleh pembuktian-pembuktian. Catatan kaki menunjukan kebenaran-kebenaran yang pernah dicapai oleh seorang pengaran lain dalam bukunya atau tulisan-tulisannya.Sebab itu referensi dalam catatan kaki dimaksudkan untuk menunjukkan tempat atau sumber dimana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh orang lain.

b. Menyatakan Hutang Budi
Penunjukan sumber pada catatan kaki dimasukan pula untuk menyatakan hutang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya. Dengan menyebut nama pengarang yang dikutip pendapatnya itu,penulis telah menyatakan hutang budi kepadanya.

c. Menyatakan Keterangan Tambahan
Catatan kaiki juga dimaksudkan sebagai keterangan tambahan untuk uraian. keterangan tambahan yang dimaksud dapat berupa :
1). Inti atau sari dari fragmen yang dipinjam.
2). Uraian teknis , keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks, atau informasi tambahan
terhadap topik yang disebut dalam teks.3). Materi-materi penjelas yang kurang penting seperti perbaikan, atau pandangan-pandangan lain yang
bertentangan.

d. Merujuk bagian lain dari teks
Catatan kaki dapat juga dipergunakan untuk menyediakan informasi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu . Misalnya penulis memberi catatan agar pembaca melihat atau memeriksa utaian padahalaman sebelumnya,atau hal-hal yang akan diuraikan.


Daftar Pustaka
Dalam penulisan makalah, penulisan ilmiah, skripsi, buku dan lain-lain terdapat lembar daftar pustaka, terdapat beberapa hal terkait dengan daftar pustaka yang harus anda ketahui, antara lain :

1. Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang digarap.
Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

2. Fungsi Daftar Pustaka
Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain ;
a. Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
b. Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
c. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
d. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

3. Unsur-unsur Daftar Pustaka
Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
a. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.

4. Jenis-jenis Daftar Pustaka
a. Kelompok Textbook
Penulis perorangan.
Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor.
Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga.
Buku terjemahan.
b. Kelompok Jurnal
Artikel yang disusun oleh penulis.
Artikel yang disusun oleh lembaga.
Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / symposium.
c. Kelompok disertasi / tesis
d. Kelompok makalah / informasi dari Internet

5. Penyusunan Daftar Pustaka
Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu
dari tiga sistem berikut :
a. Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.
b. Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
c. Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.

6. Cara penulisan daftar pustaka menurut jenis-jenisnya
v Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook
a) Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b) Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
v . Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis
a) Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.
b) Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/thesis (centang miring atau garisbawahi), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.
v Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
a) Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila ada nama penulis) : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.
b) Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) : nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.


Kutipan
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang,
baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya,
mau pun dalam bentuk lisan.

Tujuan pembuatan kutipan :
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi
selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah
karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal
yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip
karya orang lain tersebut.

Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.


Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak
langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan



sumber:
http://ye2couple.wordpress.com/2012/11/18/perbedaan-tema-topik-dan-judul/
http://linlindaantebellum.wordpress.com/matkul-smstr-4/b-indo/412-2/
http://meirianie.wordpress.com/2011/05/11/64/
http://raipeza24.blogspot.com/2011/10/pengertian-paragraf-alenia.html
http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/syarat-topik-judul-dan-tema/
http://iqbalardie76.blogspot.com/2011/11/cara-membatasi-topik.html
http://bayuariefiantho.blogspot.com/2013/01/konvensi-naskah.html
http://edykurniawans.blogspot.com/2011/11/pembahasan-tentang-catatan-kaki-daftar.html